TEORI
PENGOBATAN NYERI DENGAN BEKAM
1. Teori Prostaglandin
Bekam berperan
mengeluarkan zat prostaglandin yang terbentuk akibat peradangan sel. Zat ini
berfungsi mengirimkan sinyal rasa nyeri ke otak. Melalui proses bekam, zat ini
dikeluarkan sehingga rasa nyeri yang dirasakan oleh pasien berkurang.
Sebagian besar
analgesik nonsteroid (NSAID) berperan
mencegah pembentukan zat prostaglandin ini untuk menghambat pengiriman sinyal
rasa sakit ke otak. Bedanya, bekam tidak menimbulkan efek samping berbahaya
sama sekali. Sementara obat analgesik nonsteroid seperti profen, piroksikam,
diklofenak dan lain-lain atau yang steroid seperti kortison dan turunannya
mempunyai efek samping yang berbahaya terhadap lambung, karena bisa
mengakibatkan peradangan atau tukak lambung. Ia juga menyebabkan efek samping
berbahaya terhadap ginjal karena menyebabkan terjadinya gagal ginjal,
melemahnya kemampuan ginjal dalam menyaring sisa-sisa metabolisme dalam darah,
atau radang ginjal. Ia juga bisa menyebabkan penurunan aktivitas sumsum tulang
dalam meproduksi sel darah merah serta menyebabkan kehilangan selera makan dan
mual.
2.
Gate
Control Theory
Teori ini bisa
menjelaskan mengapa proses bekam bisa mengurangi rasa nyeri disebabkan oleh
kuatnya isapan alat bekam yang berperan menyibukkan jalur saraf yang
mentransmisikan sinyal rasa nyeri ke otak. Ketika ada stimulus atau sinyal rasa
lain yang sampai di otak maka rasa nyeri tersebut terhalang untuk sampai ke
otak, sehingga pasien tidak merasakannya lagi. Hal serupa terjadi pada koyok (obat tempel seperti plester) yang bisa
meringankan nyeri punggung. Begitu pula pada balsem yang digunakan untuk
mengobati reumatik karena menyebabkan timbulnya stimulus rasa lain dengan
kenaikan suhu di lokasi nyeri.
3.
Endorfin
dan Enkefalin
Bekam
menstimulasi pelepasan endorfin (endorphines)
dan enkefalin (enkephalines) yang
berperan mengurangi kepekaan (sensitivitas)
terhadap nyeri. Kedua zat ini dilepaskan karena terjadi nyeri ringan akibat
isapan dan sayatan alat bekam. Zat nitrit oksida (NO) juga berperan
meningkatkan pelepasan kedua zat ini di bagian tertentu pada otak dikarenakan
beberapa faktor eksternal seperti cedera dan luka. Salah satu buktinya, ketika
sedang asyik bekerja, seseorang kadang tidak merasakan luka ringan yang mungkin
terasa sangat nyeri sehabis bekerja saat badannya sudah tenang dan mengetahui
dirinya luka. Kondisi kejiwaan yang baik juga membantu pelepasan semua zat ini,
karena ia dikenal sebagai zat pengatur kegembiraan internal (endogenous pleasure substances).
Pelepasan zat tersebut akan berkurang apabila kondisi kejiwaan memburuk.
4.
Peningkatan
Sirkulasi Darah Mengurangi Rasa Nyeri
Untuk memahami
mekanisme ini dalam meringankan rasa nyeri, perlu dijelaskan proses keterkaitan
rasa nyeri dengan kekuranglancaran sirkulasi darah di likasi nyeri. Berikut ini
penjelasannya :
Rasa nyeri
menyebabkan timbulnya kram otot pada otot-otot yang melingkupi lokasi nyeri.
Kram otot ini menyebabkan terjadinya kekurangan gerak spesifik.
5.
Teori
Pengeluaran Zat Penyebab Nyeri
Bekam berperan
mengeluarkan zat penyebab nyeri yang dijelaskan oleh teori kimia tentang
terjadinya nyeri, yaitu zat-zat yang terbentuk karena kematian atau peradangan
jaringan, seperti bradikinin dan histamin. Pengeluaran zat-zat ini bukan saja
berperan mengurangi rasa nyeri tetapi juga mengurangi peradangan yang timbul
dibagian tubuh yang sakit.
Zat histamin
merupakan salah satu mediator peradangan (inflamatory
mediator) yang berperan memperluas pembuluh darah dan menyusutkan otot-otot
bawah sadar yang lembut (smooth muscles)
di bronkus, yang menjadi penyebab terjadinya sesak napas dalam kasus serangan
asma dan sejumlah penyakit paru lainnya.
Ketika zat ini
berhasil dikeluarkan melalui pembekaman, bronkus paru-paru akan mengalami
pelebaran dan penderita sakit bisa bernapas secara bebas. Zat histamin juga
berperan terhadap kemunculan beberapa jenis penyakit alergi dan peradangan
seperti munculnya kawasan berwarna merah di kulit (flushing), alergi makanan (urticaria),
terjadinya pembengkakan (angioedema), radang mata (konjunktivitis), alergi
hidung (rinitis), da tekanan darah
rendah (hipotensi). Bekam juga
berperan mengeluarkan zat asam laktat yang jika berkumpul di otot akan
menyebabkan terjadinya rasa nyeri dan kelelahan otot.
6.
Zat
Nitrit Oksida (NO)
Zat nitrit
oksida terbentuk disebabkan oleh cedera atau peradangan yang terjadi pada
tubuh. Ketika terjadi penyayatan dengan alat bekam, zat ini juga di produksi
oleh tubuh. Zat ini bertanggung jawab terhadap sebagian besar perbaikan kondisi
kesehatan yang terjadi setelah berbekam, karena ia memeliki beberapa fungsi,
diantaranya :
a.
Memperluas pembuluh darah (vasodilatation).
b.
Mengirimkan zat penenang alami seperti
endorfin dan enkefalin.
c.
Mengirikan faktor-faktor pertumbuhan
dan pembelahan sel (proliferation).
d.
Membentuk pembuluh darah yang baru (angiogenesis).
e.
Mengurangi pembengkakan (edema) yang menyertai cedera.
f.
Meningkatkan suplai nutrisi melalui
pembuluh darah kapiler dan arteri keseluruh jaringan tubuh.
g.
Meningkatkan pengaruh antibiotik
terhadap jaringan.
7.
Teori
Meridian (Electro Magnetic Theory)
Teori ini
dibangun di atas prinsip pengobatan akupunktur diyakini terdapat garis-garis
dan jaringan imajiner di dalam tubuh yang menjadi jalur lalu lintas tenaga
magnetik dan tenaga panas di dalam tubuh. Meridian tersebut memiliki 14 jalur,
masing-masing jalur berhubungan dengan satu atau beberapa organ tubuh. Jalur
meridian ini mangandung titik-titik yang berperan mengendalikan energi di jalur
meridian atau di tubuh secara keseluruhan. Titik-titik tersebut bisa di
stiulasi dengan menggunakan berbagai cara, misalnya tekanan jari, jarum
akupunktur, suhu panas, atau dengan alat-alat elektronik. Bisa juga dengan
memasang gelas bekam pada titik akupunktur, baik disertai sayatan maupun tanpa
sayatan. Seorang ilmuwan Jerman, Johan
Opeli, telah membuktikan bahwa stimulasi pada titik-titik meridian dengan
bekam bisa berkali lipat efeknya dibandingkan dengan menggunakan jarum akupunktur.
Kadang-kadang,
sakit pada tubuh disebabkan kelebihan tenaga pada jalur meridian tertentu
sehingga diperlukan pembekaman basah pada jalur meridian tersebut untuk
menyeimbangkannya. Kadang juga disebabkan karena kekurangan tenaga, maka hal
seperti diperlukan bekam kering atau pijatan dan stimulasi untuk menguatkan
jalur meridian tersebut.
[[[
Sumber : Al-Usus Al-‘Ilmiyah lil Mu’jizah
An-Nabawiyyah Al-Hijamah (Dr. Ahmad Razak Sharaf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar