Minggu, 13 Januari 2013

TEORI PENGOBATAN NYERI DENGAN BEKAM


TEORI PENGOBATAN NYERI DENGAN BEKAM


1. Teori Prostaglandin

Bekam berperan mengeluarkan zat prostaglandin yang terbentuk akibat peradangan sel. Zat ini berfungsi mengirimkan sinyal rasa nyeri ke otak. Melalui proses bekam, zat ini dikeluarkan sehingga rasa nyeri yang dirasakan oleh pasien berkurang.

Sebagian besar analgesik nonsteroid (NSAID) berperan mencegah pembentukan zat prostaglandin ini untuk menghambat pengiriman sinyal rasa sakit ke otak. Bedanya, bekam tidak menimbulkan efek samping berbahaya sama sekali. Sementara obat analgesik nonsteroid seperti profen, piroksikam, diklofenak dan lain-lain atau yang steroid seperti kortison dan turunannya mempunyai efek samping yang berbahaya terhadap lambung, karena bisa mengakibatkan peradangan atau tukak lambung. Ia juga menyebabkan efek samping berbahaya terhadap ginjal karena menyebabkan terjadinya gagal ginjal, melemahnya kemampuan ginjal dalam menyaring sisa-sisa metabolisme dalam darah, atau radang ginjal. Ia juga bisa menyebabkan penurunan aktivitas sumsum tulang dalam meproduksi sel darah merah serta menyebabkan kehilangan selera makan dan mual.

2.    Gate Control Theory

Teori ini bisa menjelaskan mengapa proses bekam bisa mengurangi rasa nyeri disebabkan oleh kuatnya isapan alat bekam yang berperan menyibukkan jalur saraf yang mentransmisikan sinyal rasa nyeri ke otak. Ketika ada stimulus atau sinyal rasa lain yang sampai di otak maka rasa nyeri tersebut terhalang untuk sampai ke otak, sehingga pasien tidak merasakannya lagi. Hal serupa terjadi pada koyok (obat tempel seperti plester) yang bisa meringankan nyeri punggung. Begitu pula pada balsem yang digunakan untuk mengobati reumatik karena menyebabkan timbulnya stimulus rasa lain dengan kenaikan suhu di lokasi nyeri.

3.    Endorfin dan Enkefalin

Bekam menstimulasi pelepasan endorfin (endorphines) dan enkefalin (enkephalines) yang berperan mengurangi kepekaan (sensitivitas) terhadap nyeri. Kedua zat ini dilepaskan karena terjadi nyeri ringan akibat isapan dan sayatan alat bekam. Zat nitrit oksida (NO) juga berperan meningkatkan pelepasan kedua zat ini di bagian tertentu pada otak dikarenakan beberapa faktor eksternal seperti cedera dan luka. Salah satu buktinya, ketika sedang asyik bekerja, seseorang kadang tidak merasakan luka ringan yang mungkin terasa sangat nyeri sehabis bekerja saat badannya sudah tenang dan mengetahui dirinya luka. Kondisi kejiwaan yang baik juga membantu pelepasan semua zat ini, karena ia dikenal sebagai zat pengatur kegembiraan internal (endogenous pleasure substances). Pelepasan zat tersebut akan berkurang apabila kondisi kejiwaan memburuk.

4.    Peningkatan Sirkulasi Darah Mengurangi Rasa Nyeri

Untuk memahami mekanisme ini dalam meringankan rasa nyeri, perlu dijelaskan proses keterkaitan rasa nyeri dengan kekuranglancaran sirkulasi darah di likasi nyeri. Berikut ini penjelasannya :



 












Rasa nyeri menyebabkan timbulnya kram otot pada otot-otot yang melingkupi lokasi nyeri. Kram otot ini menyebabkan terjadinya kekurangan gerak spesifik.

5.    Teori Pengeluaran Zat Penyebab Nyeri

Bekam berperan mengeluarkan zat penyebab nyeri yang dijelaskan oleh teori kimia tentang terjadinya nyeri, yaitu zat-zat yang terbentuk karena kematian atau peradangan jaringan, seperti bradikinin dan histamin. Pengeluaran zat-zat ini bukan saja berperan mengurangi rasa nyeri tetapi juga mengurangi peradangan yang timbul dibagian tubuh yang sakit.

Zat histamin merupakan salah satu mediator peradangan (inflamatory mediator) yang berperan memperluas pembuluh darah dan menyusutkan otot-otot bawah sadar yang lembut (smooth muscles) di bronkus, yang menjadi penyebab terjadinya sesak napas dalam kasus serangan asma dan sejumlah penyakit paru lainnya.

Ketika zat ini berhasil dikeluarkan melalui pembekaman, bronkus paru-paru akan mengalami pelebaran dan penderita sakit bisa bernapas secara bebas. Zat histamin juga berperan terhadap kemunculan beberapa jenis penyakit alergi dan peradangan seperti munculnya kawasan berwarna merah di kulit (flushing), alergi makanan (urticaria), terjadinya pembengkakan (angioedema), radang mata (konjunktivitis), alergi hidung (rinitis), da tekanan darah rendah (hipotensi). Bekam juga berperan mengeluarkan zat asam laktat yang jika berkumpul di otot akan menyebabkan terjadinya rasa nyeri dan kelelahan otot.


6.    Zat Nitrit Oksida (NO)

Zat nitrit oksida terbentuk disebabkan oleh cedera atau peradangan yang terjadi pada tubuh. Ketika terjadi penyayatan dengan alat bekam, zat ini juga di produksi oleh tubuh. Zat ini bertanggung jawab terhadap sebagian besar perbaikan kondisi kesehatan yang terjadi setelah berbekam, karena ia memeliki beberapa fungsi, diantaranya :
a.     Memperluas pembuluh darah (vasodilatation).
b.     Mengirimkan zat penenang alami seperti endorfin dan enkefalin.
c.     Mengirikan faktor-faktor pertumbuhan dan pembelahan sel (proliferation).
d.     Membentuk pembuluh darah yang baru (angiogenesis).
e.     Mengurangi pembengkakan (edema) yang menyertai cedera.
f.      Meningkatkan suplai nutrisi melalui pembuluh darah kapiler dan arteri keseluruh jaringan tubuh.
g.     Meningkatkan pengaruh antibiotik terhadap jaringan.

7.    Teori Meridian (Electro Magnetic Theory)

Teori ini dibangun di atas prinsip pengobatan akupunktur diyakini terdapat garis-garis dan jaringan imajiner di dalam tubuh yang menjadi jalur lalu lintas tenaga magnetik dan tenaga panas di dalam tubuh. Meridian tersebut memiliki 14 jalur, masing-masing jalur berhubungan dengan satu atau beberapa organ tubuh. Jalur meridian ini mangandung titik-titik yang berperan mengendalikan energi di jalur meridian atau di tubuh secara keseluruhan. Titik-titik tersebut bisa di stiulasi dengan menggunakan berbagai cara, misalnya tekanan jari, jarum akupunktur, suhu panas, atau dengan alat-alat elektronik. Bisa juga dengan memasang gelas bekam pada titik akupunktur, baik disertai sayatan maupun tanpa sayatan. Seorang ilmuwan Jerman, Johan Opeli, telah membuktikan bahwa stimulasi pada titik-titik meridian dengan bekam bisa berkali lipat efeknya dibandingkan dengan menggunakan jarum akupunktur.

Kadang-kadang, sakit pada tubuh disebabkan kelebihan tenaga pada jalur meridian tertentu sehingga diperlukan pembekaman basah pada jalur meridian tersebut untuk menyeimbangkannya. Kadang juga disebabkan karena kekurangan tenaga, maka hal seperti diperlukan bekam kering atau pijatan dan stimulasi untuk menguatkan jalur meridian tersebut.

[[[


Sumber : Al-Usus Al-‘Ilmiyah lil Mu’jizah An-Nabawiyyah Al-Hijamah (Dr. Ahmad Razak Sharaf)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar