Kamis, 22 Agustus 2013

MACAM-MACAM PENYAKIT



Penyakit adalah perubahan dari kondisi normal yang bisa dideteksi, baik perubahan tersebut secara fisik maupun mental, yang mengakibatkan dampak-dampak negatif yang nyata.

Sakit juga bisa diartikan karena hilangnya keseimbangan seseorang, tidak seimbang antara tubuh dan alam sekitar, tidak seimbang di dalam tubuh sendiri, tidak seimbang dalam hubungan sosial bahkan tidak seimbang hubungan Tuhannya. Siapa yang menyelisihi pentunjuk Nabi dalam berobat, pasti terkena penyakit. Hal itu akan kami jelaskan dalam pembahasan yang akan dating, insya Allah.

Ibnul Qoyyim berkata, “Penyakit ada dua macam, yaitu penyakit hati dan penyakit badan. Adapun penyakit hati dibagi menjadi dua, yaitu pertama, syubhat dan keraguan, serta yang kedua, syahwat.

Penyakit Syubhat dan Keraguan

Mengenai hal ini, Allah berfirman “Di dalam hati mereka terdapat penyakit, maka Allah menambah penyakit mereka” (QS. Al Baqarah : 10). Allah juga berfirman, “Dan agar orang-orang yang di hati mereka ada penyakit serta orang-orang kafir berkata, “Apa yang dikehendaki oleh Allah dengan perumpamaan ini?”. (QS. Al-Muddatstsir : 31).

Allah juga berfirman tentang orang-orang yang diajak untuk berhukum kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah, lantas menolak, “Dan apabila mereka dipanggil kepada Allah dan RasulNya, agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka, tiba-tiba sebagian dari mereka menolak untuk datang. Tetapi jika keputusan itu untuk (kemaslahatan) mereka, mereka dating kepada Rasul dengan patuh. Apakah (ketidakdatangan mereka itu kerena) dalam hati mereka ada penyakit, atau (karena) mereka ragu-ragu ataukah (karena) takut jika kalau Allah dan RasulNya berlaku dzalim kepada mereka? Sebenarnya, mereka itulah orang-orang yang dzalim.” (QS. An-Nur : 48-50).

Ayat-ayat di atas berkaitan dengan penyakit syubhat dan keraguan.


Penyakit Syahwat

Mengenai penyakit ini, Allah Swt berfirman, “Hai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu berdakwah. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya…”. (QS. Al-Ahzab : 32).

Sedangkan yang kedua adalah penyakit-penyakit badan. Penyakit badan adalah kondisi diluar kebiasaan normal tubuh manusia. Badan itu mempunyai tiga kondisi, yakni normal, sedang, dan abnormal. Kondisi pertama merupakan badan yang sehat, yang kedua merupakan kondisi antara sehat dan sakit, sedangkan yang ketiga adalah kondisi badan yang sakit.

Penyebab perubahan badan dari kondisi normalnya bisa karena faktor internal, karena badan terdiri dari unsur har (panas), barid (dingin), rothb (basah), dan yabis (kering), tetapi bisa juga karena faktor eksternal; karena apa yang diterima badan kadang-kadang cocok dengannya dan kadang-kadang tidak cocok. Bahaya yang menimpa manusia, kadang-kadang disebabkan oleh buruknya komposisi unsur-unsur tersebut karena keluar dari kondisi normal, kerusakan organ, atau melemahnya kekuatan. Sumber semuanya adalah terjadinya kelebihan atau kekurangan unsur dari kondisi normal.


Sumber : Keajaiban thibbun nabawi-Aiman bin ‘Abdul Fattah.

Senin, 19 Agustus 2013

4 LANGKAH PENGOBATAN NABAWI



Rasulullah Saw bersabda :

“Setiap penyakit ada obatnya”. (Shohih Muslim : 2204).
“Allah tidak menurunkan suatu penyakit, kecuali juga menurunkan obatnya”. (Shohihu l-Jami : 5558).
“……… Yang telah menurunkan penyakit, menurunkan kesembuhan dalam hal yang Dia kehendaki”. (Shohihu l-Jami : 1688).

Penyakit adalah satu fakta, sedangkan kesembuhan juga merupakan satu fakta. Tetapi, pendefinisian, identifikasi, dan pendeskripsian tentang jenis penyakit tersebut merupakan hal yang tidak pernah berakhir. Sebagaimana Rasulullah Saw bersabda : “Sesungguhnya Allah itu Maha Baik, dan tidak menerima selain yang baik”. (Shohih Muslim : 1015).

Tidak ada satu perkara pun yang baik, kecuali Allah telah menjelaskan jalannya. Karena itu, Dia mengutus kepada kita, kekasih-Nya, Muhammad Saw, supaya beliau menerangi jalan kita dengan petunjuk Al-Qur’an dan As-Sunnah, agar kita menjadi orang-orang yang memiliki ruh-ruh yang baik. Maka beliau shallallahu alaihi wasallam tidak membiarkan ada satu pun bidang kehidupanan dunia dan akhirat, kecuali beliau telah menjelaskan jalannya. Barangsiapa yang mengikuti jalan tersebut serta taat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka ia memperoleh surga, adapun barangsiapa yang berpaling, sehingga termasuk orang-orang yang sesat serta bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka ia akan masuk neraka.

Nabi Muhammad Saw juga telah menyampaikan prinsip-prinsip yang kokoh dibidang pengobatan, sedangkan sabda beliau tidak lain merupakan wahyu yang diwahyukan.

Pada kesempatan kali ini, tulisan yang hadir di hadapan para pembaca sekalian  dan para terapis akan menjelaskan beberapa prinsip penting untuk mengidentifikasi penyakit dan menentukan resep pengobatannya :
1.    Langkah pertama : Memohon pertolongan dan bertawakkal kepada  Sang Maha Dokter dan Sang Maha Pemberi Kesembuhan, yaitu Allah Subhanahu Wa’ala.
2.    Langkah kedua : Mengidentifikasi penyakit dengan cara melihat gejala-gejalanya.
3.    Langkah ketiga : Mengetahui bahwa obat khusus itu lebih baik dibandingkan obat umum, contoh ; celak dan kam’ah merupakan obat mata yang lebih baik daripada madu.
4.    Langkah keempat : Menentukan obat yang paling tepat. Misalnya :
  1. Jika penyakit yang diderita bersifat psikis, merupakan gangguan jiwa, depresi dan sebagainya, maka resep pengobatannya adalah yang paling tepat adalah berdzikir, ibadah, sholat dan ruqyah.
  2. Jika penyakit yang diderita bersifat fisik (materi), maka pengobatannya dengan madu, jika penyakit tersebut menyangkut organ dalam seperti hati dan ginjal.
  3. Jika penyakit tersebut menyangkut organ luar seperti luka-luka dan terbakar, maka kita bisa mengoleskan madu atau minyak zaitun.
  4. Bisa dilakukan pembekaman untuk seluruh kasus penyakit, baik penyakit organ luar maupun organ dalam.
  5. Ruqyah, doa, sholat di sepertiga akhir malam, merupakan obat semua penyakit yang tidak bisa disembuhkan.
  6. Dan hanya kepada Allah kita memohon pertolongan.


Sumber : Keajaiban thibbun nabawi-Aiman bin ‘Abdul Fattah.

Rabu, 14 Agustus 2013

BEKAM UNTUK IMPOTENSI

IMPOTENSI
(Lemah Syahwat)



Impotensi adalah ketidak mampuan untuk mempertahankan ereksi organ vital/alat kelamin dalam kadar yang cukup untuk melakukan hubungan seksual. Impotensi umumnya terjadi pada usia lanjut, tapi sudah banyak juga kasus impotensi ini terjadi pada usia muda.

Penyebab Impotensi


  • Faktor psikologis, seperti problem-problem pasutri dan depresi.
  • Faktor yang berhubungan dengan pembuluh darah (vascular causes) karena kuranganya suplai darah pada organ vital. Peningkatan aliran darah ke organ vital akan membantunya bertahan ereksi. Termasuk dalam faktor adalah tekanan darah tinggi, aterosklerosis, diabetes mellitus, masalah ginjal, masalah yang terjadi setelah operasi prostat, beberapa masalah hormonal di kelenjar pituitari dan kelenjar tiroid, dan kekurangan unsur zink dalam darah.
  • Faktor saraf dikarenakan infeksi saraf perifer (peripheral neuropathy) serta cedera saraf dan sumsum tulang belakang.

Efek Bekam terhadap Penyakit Lupus


  • Bekam mengatur kerja sistem saraf simpatis dan parasimpatis sehingga berperan menurunkan dan menghilangkan faktor-faktor psikologis dalam kasus impotensi.
  • Bekam berperan menstimulasi sirkulasi darah lokal di kawasan organ seksual sehingga meningkatkan kekuatan ereksi.
  • Zat nitrit oksida (NO) berperan meluaskan pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah pada alat vital sehingga meningkatkan kekuatan ereksi. Zat ini juga berperan meluaskan pembuluh darah yang menuju saraf perifer sehingga mengurangi peradangan dan meningkatkan kemampuan ereksi.
  • Jika impotensi disebabkan oleh problem hormonal, bekam berperan mengatur sekresi hormone sehingga mengurangi gangguan impotensi.

Catatan :


  1. Penderita impotensi harus menghindari situasi-situasi yang menyebabkan kondisi psikologisnya yang memburuk, berusaha focus ketika melakukan hubungan intim dan berusaha mengintegrasikan diri dalam aktivitas seksual.
  2. Penderita impotensi harus mengobati factor-faktor penyebab impotensi. Tidak ada kontradiksi antara bekam dengan pengobatan kimia.
  3. Penderita impotensi harus menggunakan sarana pengobatan lain yang dijelaskan kepada kita oleh Rasulullah Saw. seperti doa dan sedekah.

Eksperimen dan Hasil Terapi

Hasil terapi bekam terhadap kasus impotensi adalah “bagus sekali” pada hampir seluruh jenis impotensi, dengan disertai perhatian untuk mengobati faktor penyebab terjadinya impotensi.


Sumber : Al-Usus Al-‘Ilmiyah lil Mu’jizah An-Nabawiyyah Al-Hijamah (Dr. Ahmad Razak Sharaf)