Sabtu, 12 Januari 2013

BEKAM UNTUK DIABETES MELITUS






DIABETES MELITUS
(Kencing Manis)


BILIK BEKAM MADURA
Definisi Diabetes Melitus

Diabetes Melitus adalah penyakit yang ditandai dengan kenaikan kadar gula darah sebagai akibat adanya gangguan dalam produksi insulin atau akibat tidak terserapnya insulin oleh reseptor-reseptornya, atau akibat kedua faktor tersebut secara bersamaan.

Tipe-Tipe Diabetes Melitus dan Apa yang Terjadi

1.     Diabetes Tipe 1 : biasanya terjadi pada orang-orang berusia muda dan jarang terjadi pada orang-orang berusia lanjut. Pada umumnya, penyakit ini muncul pada orang-orang berbadan kurus. Kadar insulin yang diproduksi oleh kelenjar pangkreas biasanya hanya sedikit disertai dengan menurunnya respon sel-sel beta di pulau langerhans pada pangkreas untuk memproduksi insulin. Penderita diabetes tipe ini pada umumnya membutuhkan suntikan insulin dari luar. Dalam beberapa penelitian, terlihat adanya beberapa antibodi anti insulin dan antibodi ati sel beta di pulau langerhans di pankreas. Hal ini terjadi akibat ifeksi virus atau beberapa faktor kimiawi.
2.     Diabetes Tipe 2 : biasanya lebih ringan dibandingkan dengan tipe 1. Pada umumnya terjadi pada orang-orang berusia lanjut. Umumnya, diabetes jenis ini tidak diketahui penyebabnya. Hanya saja, dalam pengamatan tampak terjadinya penurunan kepekaan reseptor insulin dalam merespon insulin yang diproduksi oleh pankreas pada sebagian besar penderita diabetes tipe ini. Tampak pula penurunan kepekaan sel-sel beta di pankreas dalam merespon kadar gula dalam darah. Juga terjadi pembesaran sel-sel beta pada penderita dibetes tipe ini.
Zat-zat sisa meteabolisme usus (visceral metabolites) yang mengendap di vena portal berperan memperlambat metabolisme hati dan meningkatkan kadar glukosa yang keluar darinya.

Ketika produksi insulin meningkat, maka tubuh mengurangi kepakaan reseptor-reseptor insulin. Kadang-kadang, sisa pengaruhnya masih terasa ketika kadar insulin sudah terkendali.

Sebagian zat asam (heksosamin) terserap ke dalam otot dan lemak sehingga menyebabkan terjadinya gangguan dalam transmisi glukosa. Akibatnya, kadar gula meningkat karena meningkatnya pengaruh reseptor-reseptor insulin.

Gejala dan Problem pada Diabetes Melitus

1.  Meningkatnya frekuensi buang air kecil di malam hari.
2.  Meningkatnya rasa lapar.
3.  Meningkatnya rasa haus.
4.  Setelah beberapa waktu, penyakit ini kadang-kadang berpengaruh terhadap pembuluh darah arteri dan vena, retina mata, dan ginjal. Kadang juga menyebabkan terjadinya peradangan pada saraf-saraf perifer, kelemahan seksual, dan berbagai masalah lainnya.

Efek Bekam terhadap Penderita Diabetes

Ø  Bekam berperan menstimulasi sirkulasi darah dan suplai nutrisi ke sel-sel beta di pankreas. Bekam juga mengendalikan produksi insulin, baik dalam kasus kekurangan insulin (hipoinsulinisme) yang terjadi pada penderita Dibates tipe 1 maupun dalam kasus kelebihan insulin (hiperinsulinisme) sebagaimana yang terjadi pada penderita Diabetes tipe 2.
Ø  Zat netrit oksida (NO) yang diproduksi tubuh karena stimulasi sayatan dalam proses bekam, berperan meningkatkan sirkulasi darah di pankreas dan berpengaruh mengendalikan kadar insulin.
Ø  Kuatnya isapan dalam proses pembekaman berperan mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme usus dari sirkulasi portal di hati sehingga akan meningkatkan proses metabolisme di hati dan mengurangi kadar gula.
Ø  Kekuatan isapan dalam proses pembekaman mengeluarkan berbagai macam zat asam (heksosamin) dari otot dan jaringan lemak di bawah kulit sehingga embuka jalan bagi insulin untuk melekat pada reseptor-reseptornya serta meningkatkan kepekaan reseptor insulin sehingga mengurangi kadar gula.
Ø  Bekam berperan menstimulasi sirkulasi darah di otot sehingga meningkatkan metebolisme zat gizi dan meningkatkan konsumsi glukosa oleh otot. Selanjutnya, kepekaan reseptor insulis meningkat sehingga membantu mengurangi kadar gula. Ini persis seperti efek olahraga dan aktivitas fisik terhadap kadar gula dalam darah.

Catatan
1.        Penderita diabetes harus melakukan pemeriksaan kadar gula darah langsung sebelum berbekam dan sehari sesudah berbekam.
2.        Penderita diabetes jangan menggunakan insulis setelah berbekam, karena berbekam langsung menurunkan kadar gula. Adapun penderita diabetes yang mengonsumsi pil, hendaklah mengurangi dosisnya.
3.        Penyayatan untuk penderita diabetes hanya berupa tusukan tipis, buan sayatan seperti biasanya karena sayatan itu barangkali bisa menimbulkan problem pemulihan luka, terutama bila sayatan itu pada bagian telapak kaki atau telapak tangan.
4.        Lokasi yang dibekam dioles dengan kompres antibiotik sehingga membantu membunuh bakteri dan mempercepat pemulihan luka tusukan.
5.        Penderita diabetes harus mengatur pola makan sehingga memperoleh kesembuhan, dengan izin Allah. Jangan mengonsumsi zat lemak, kalori, dan gula kecuali dalam kadar rendah sekali. Hendaklah ia banyak mengomsumsi sayuran, buah-buahan dan protein.
6.        Penderita diabetes harus berusaha segera menurunkan berat badan, karena akan membantu mengendalikan kadar gulanya.
7.        Penderita diabetes harus menghindari situasi-situasi yang menyebabkan stress, karena tekanan stress dan situasi psikis yang buruk kadang-kadang meningkatkan kadar gula.
8.        Penderita diabetes hendaklah melakukan olahraga dan aktivitas fisik ringan sehingga akan membantu menurunkan kadar gula dalam darah.
9.        Penderita diabetes hendaklah tetap mengonsumsi obat-obat kimia, seperti pil atau insulin secara teratur. Tidak ada kontradiksi antara bekam dan obat-obat tersebut.
10.     Penderita diabetes hendaklah menggunakan sarana pengobatan lain yang dijelaskan oleh Rasulullah saw seperti doa dan sedekah.

Eksperimen dan Hasil Terapi

Kadang-kadang, setelah melakukan terapi bekam, penderita diabetes memperoleh kesembuhan total dari penyakit diabetes, dengan izin Allah. Kadang-kadang tidak sampai sembuh, tetapi bekam bisa mengendalikan kadar gula pada beberapa penderita. Penyembuhan bisa diperoleh antara 3 hingga 10 kali terapi, tergantung keparahan penyakit.


Sumber : Al-Usus Al-‘Ilmiyah lil Mu’jizah An-Nabawiyyah Al-Hijamah (Dr. Ahmad Razak Sharaf)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar