Jumat, 26 April 2013

BEKAM UNTUK REMATIK



REMATIK
(Rheumatoid Disease)

Rematik adalah salah satu penyakit autoimun yang tidak diketahui penyebabnya.

Gejala Rematik
Banyak sekali gejala rematik diantaranya :
  1. Kekakuan di persendian pada pagi hari yang akan hilang sekitar satu jam kemudian.
  2. Rasa nyeri ketika menggerakkan atau menekan persendian (tenderness).
  3. Terjadinya peradangan sendi dan ini terjadi pada dua sisi.
  4. Kadang-kadang terjadi peradangan dan benjolan (nodul) pada ligament sendi.
  5. Terjadi kerusakan sendi, bias dilihat dengan menggunakan sinar X.
  6. Pengaruh rasa nyeri kadang-kadang berkembang ke luar persendian sehingga menimbulkan peradangan di mata, berpengaruh pada organ pernapasan, jantung, otot, dan saraf.
Ada beberapa perubahan yang terjadi pada banyak organ dalam kasus penyakit rematik :
  1. Terjadi peradangan pada membran sinovial, selanjutnya berkembang ket tulang rawan, tulang, tendon, dan ligament.
  2. Terjadi peradangan dan pembekakan pada pembuluh darah kapiler dan pembulu darah kecil (vasculitis) yang terdapat di membran sinovial, kadang-kadang juga terjadi trombosis (penggumpalan) kecil sehingga menyebabkan sel-sel membran sinovial membesar, kadang-kadang juga terjadi peradangan pada saraf-saraf di sekitarnya (neuropathy).
  3. Pada awalnya, terjadi peningkatan produksi cairan sinovial akibat bertambahnya permukaan yang mensekresikan cairan di dalam membran sinovial, namun setelah itu berkurang.
  4. Setelah itu, mulai terjadi sekresi zat prostaglandin yang merupakan katalis kimiawi yang mengantarkan rasa sakit ke otak dan melepaskan faktor rematik (rheumatoid factor).
  5. Terjadi peningkatan di dalam sendi akibat bertambahnya sekresi cairan sinovial sehingga meningkatkan terjadinya kerusakan sendi.
  6. Akibat pembengkakan dan sumbatan pada pembuluh darah kapiler di tendon dan ligament, terjadilah peradangan yang menyebabkan kesulitan pergerakan karena rasa nyeri.
  7. Akibat terjadinya peradangan pada membran sinovial, maka terjadilah kerusakan pada tulang rawan sendi karena berkurangnya zat proteoglikan yang mensuplai nutrisi bagi tulang rawan pada sendi.

Efek Bekam terhadap Penyakit Rematik
  1. Bekam berperan meningkatkan sirkulasi darah di sendi yang terkenak rematik, menghilangkan peradangan pembuluh darah, dan mencegah terjadinya trombosis pada pembuluh darah kapiler dan pembuluh darah arteri sehingga mencegah pembekakan membran sinovial yang menjadi sebab terjadinya sebagian besar perubahan pada persendian.
  2. Bekam menstimulasi keluarnya zat nitrit oksida (NO) dengan sayatan bekam sehingga menyebabkan meluasnya pembuluh darah dan meningkatkan sirkulasi darah pada sendi, maka darah bias mencapai saraf-saraf dan membran sinovial, lalu mengurangi peradangan (less neuropathy).
  3. Zat nitrit oksida (NO) juga berperan sebagai katalis bagi zat morfin alami dalam tubuh (endorphin dan enkefalin) ke persendian yang terkena rematik, sehingga rasa nyeri berkurang.
  4. Bekam mengeluarkan zat prostaglandin dari persendian sehingga mengurangi rasa nyeri karena zat ini merupakan katalis yang mengirimkan rasa nyeri ke otak.
  5. Bekam mengatur kerja system kekebalan serta mengurangi efeknya terhadap organ-organ dan sel-sel tubuh.
  6. Jika kita melalukan terapi bekam, sebelum terjadinya peradangan pada membran sinovial, maka tidak akan terjadi kelebihan produksi cairan sinovial sehingga tekanan di dalam persendian tidak meningkat serta tidak terjadi perubahan atau kerusakan pada tulang rawan sendi. Tidak terjadi pula kekurangan zat proteoglikan yang mensuplai nutrisi tulang rawan sendi.
  7. Bekam berperan meningkatkan sirkulasi darah di persendian sehingga mengurangi kram otot di sekitar sendi.
  8. Bekam juga berfungsi menyibukkan jalur-jalur rasa nyeri dengan stimulasi rasa nyeri yang ringan sehingga mencegah sampainya sinyal rasa nyeri ke otak (sesuai Gate Control Theory).

Catatan
  1. Rematik menimpa sebagian besar persendian tubuh, dan yang paling terkenak dampak rematik adalah persendian tangan, khususnya persendian jari. Karena itu, bekam harus dilakukan pada persendian kecil maupun besar, setelah dilakukan pembekaman pada titik-titik kekebalan. Sebaliknya pembekaman tidak dilakukan pada seluruh titik pada sekali terapi.
  2. Jika penderita rematik mengonsumsi kortison, tidak perlu dihentikan secara mendadak, melainkan dosisnya dikurangi secara bertahap seiring dengan beberapa kali pertemuan untuk terapi.
  3. Jika terjadi kelainan pada persendian, peran bekam adalah pereda nyeri, tetapi tidak bias memperbaiki kelainan itu atau mengembalikan tulang rawan atau membran sinovial seperti keadaan semula, melainkan mencegah agar kelainan itu tidak semakin parah.
  4. Kadang-kadang titik-titik kekebalan, kahil, dan persendian besar saja cukup, sehingga dalam banyak kasus tidak diperlukan pembekaman pada titik-titik persendian kecil. Bekam bias mengurangi rasa nyeri pada persendian kecil sekalipun tidak dilakukan pembekaman.
  5. Terapi bekam terhadap penderita rematik harus dilakukan secara berhati-hati, karena sebagian besar penderita rematik mengalami anemia akibat kekurangan kadar zat besi dalam darah.
  6. Hendaklah penderita rematik menggunakan sarana penyembuhan lain yang telah dijelaskan oleh Rasulullah Saw seperti doa dan sedekah.

Eksperimen dan Hasil Terapi
Hasil terapi bekam untuk sakit rematik adalah “istimewa”, jika dilakukan pada tahap awal serangan. Adapaun jika telah terjadi kelainan dan peradangan, tingkat keberhasilannya “sedang” (berkisar antara 50-60%) dalam mengurangi rasa nyeri.

Sumber : Al-Usus Al-‘Ilmiyah lil Mu’jizah An-Nabawiyyah Al-Hijamah (Dr. Ahmad Razak Sharaf)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar