Sebagian orang yang belum memahami patofisiologi dan cara kerja bekam
berpendapat bahwa bekam merupakan pengobatan mengada-ada, paranormal, klenik
atau bahkan memakai jin. Sebenarnya, bekam merupakan pengobatan yang ilmiah. Tetapi
berhubung penelitian-penelitian bekam dengan metode ilmiah medis modern belum
banyak dilakukan, maka belum banyak hasil yang menjelaskan cara kerja dan
patofisiologi bekam secara medis. Namun, dengan memakai patofisiologi ilmu
traditional medicine, sebenarnya bekam bisa dijelaskan, sehingga lebih mudah
dipahami.
Untuk mengetahui bahwa bekam bukan merupakan ilmu klenik, paranormal,
atau memakai jin, maka bekam mempunyai ciri-ciri :
1. Bekam
tidak bisa diperoleh secara instan
Bekam tidak bisa didapatkan secara instan,
tetapi harus dipelajari terlebih dahulu. Sedangkan ilmu perdukunan didapatkan
secara instan dan mendadak. Begitu seseorang di attunenent atau diselaraskan
energinya, atau diisi ilmunya, maka seketika itu juga ia mempunyai ilmu
pengobatan dan bisa langsung mengobati penyakit. Dia tidak perlu membuka buku,
belajar atau berlatih. Sedangkan ilmu bekam tidak dapat dipindahkan ke orang
lain melalui pengisian (attunenent). Dia harus dipelajari dan dilakukan sendiri
oleh orang yang bersangkutan.
2. Bekam
bisa dipelajari tanpa guru
Setiap orang bisa melakukan bekam. Tidak perlu
guru khusus. Bahkan anak kecil yang beru melihat satu kali saja, ia langsung
bisa membekam. Sedangkan bila disebabkan karena jin, maka harus ada guru yang
memasukkan ilmu itu (biasanya sang guru menyebut dengan menyelaraskan energi,
membuka simpul-simpul) agar ia bisa mengobati. Jadi, bila tidak dibuka
simpulnya oleh guru, maka ia tidak akan bisa mengobati.
3. Siapa
saja yang membaca buku bekam, pasti bisa melakukan bekam
Bekam bisa dipelajari dengan melihat atau
meniru orang lain yang melakukan bekam. Bisa juga dengan membaca buku. Siapa yang
membaca buku bekam, dia pasti bisa mempraktikkan. Tentu saja, kesembuhannya
tergantung berapa banyak ia membaca, dan
berapa sering ia berlatih. Sedangkan paranormal tidak bisa didapat hanya dengan
melihat atau membaca buku saja.
4. Tidak
bisa melakukan pengobatan jarak jauh dengan bekam
Banyak ilmu klenik yang bisa mengobati pasien
dari jarak jauh. Dia tidak perlu berhadapan langsung dengan pengobat. Cukup berada
di tempatnya, maka sang ahli klenik akan mengirimkan obatnya dari jauh. Sedangkan
bekam tidak bisa. Pasien yang ingin sembuh dengan bekam harus bertemu langsung
dengan orang yang membekam. Idak bisa seseorang membekam orang lain dari jarak
jauh.
5. Kesembuhan
diperoleh dari proses bekamnya, bukan dari orang yang membekam
Ciri ilmu pengobatan non ilmiah adalah ia sembuh
karena orang yang membekam. Walaupun alat yang dipakai mengobati sama, namun
bila orang yang mengobati berbeda, menimbulkan efek yang tidak sama. Sedangkan bekam
sembuh karena proses bekamnya. Siapapun yang melakukan bekam, pasti akan
menimbulkan efek yang sama.
Bekam diibaratkan orang yang minum obat. Siapapun
yang minum obat, ia pasti memperoleh efek sama. Tidak peduli siapa yang
memberikan obat. Jadi, ia sembuh buka karena orang yang memberikan obat, tetapi
karena obat yang diminum.
6. Bekam
tetap menimbulkan efek, walaupun yang dibekam tidak percaya dengan bekam
Banyak ilmu-ilmu ghaib yang mengandalkan
kepercayaan. Yakni orang yang ingin sembuh dari suatu penyakit tertentu harus
percaya dengan metode pengobatan tersebut. Kalau ia tidak percaya, maka ia
tidak akan sembuh. Bekam tidak demikian, siapapun yang yang dibekam, walaupun ia tidak percaya dengan
bekam, pasti ia akan merasakan manfaat dan efek dari bekam. Seperti halnya
orang diare yang minum obat anti diare. Walaupun ia tidak percaya dengan obat
anti diare tersebut, asalkan ia meminumnya, insyaAllah akan berhenti diarenya.
Dari beberap ciri diatas, jelas bahwa bekam
bukan merupakan pengobatan klenik atau magic. Tetapi ilmiah dan alamiah. Bisa dipelajari
semua orang, dan bisa dikerjakan semua orang. Oleh karena itu, orang yang ingin
membekam, sebaiknya terlebih dahulu mempelajari patofisiologi dan cara kerja
bekam.
Sumber : Sembuh dengan satu titk dr. wadda’ umar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar