Rabu, 15 Juli 2015

MENGOBATI KADAR KOLESTEROL TINGGI

Jika hasil diagnonis menunjukan bahwa Anda terkena kolesterol tinggi, biasanya dokter akan terlebih dahulu menyarankan Anda untuk mengubah pola makan dan menambah sesi berolah raga. Tidak merokok, mengubah pola makan, dan lebih banyak berolah raga akan membantu mencegah kolesterol tinggi.

Namun jika dalam beberapa bulan kolesterol tidak kunjung turun, meski Anda sudah menjalankan saran-saran di atas, maka periksakan diri ke dokter. Dokter biasanya akan menyarankan Anda untuk mengonsumsi obat penurun kolesterol.

Mengatasi Kolesterol Tinggi melalui Pola Makan

Mengonsumsi  makanan sehat dengan kandungan lemak jenuh yang rendah dapat menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh. Cobalah untuk menghindari konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi seperti tertera di sini.
  • Daging kambing
  • Daging bebek dan kulitnya
  • Kulit ayam
  • Jeroan
  • Otak sapi
  • Santan
  • Kerupuk
  • Kue dan biskuit
  • Telur burung puyuh
  • Cumi

Secara keseluruhan, rata-rata pria tidak boleh mengonsumsi lemak jenuh lebih dari 30 gram per hari. Untuk wanita, konsumsi lemak jenuh tidak boleh lebih dari 20 gram per hari. Cara mengetahui kadar lemak jenuh yang Anda makan, lihatlah daftar takaran yang tertera pada kemasan produk.

Sebagian besar ahli percaya bahwa zat lemak yang terkandung dalam alpukat dan minyak ikan seperti tuna, makarel, dan salmon baik untuk kesehatan. Zat tersebut dikenal sebagai asam lemak omega-3.

Bagi penderita kadar trigliserida tinggi, disarankan mengonsumsi asam lemak omega-3 agar kadar trigliserida mereka turun. Mengonsumsi makanan yang mengandung gizi omega-3 seperti ikan sebanyak dua kali seminggu diyakini bermanfaat baik bagi mereka yang memiliki kadar trigeleserida tinggi di dalam darahnya. Namun jangan mengonsumsinya berlebihan karena kadar omega-3 dalam tubuh yang tinggi dapat memicu terjadinya obesitas.

Berbagai jenis obat penurun kolesterol

Ada beberapa jenis obat penurun kolesterol dan masing-masing obat tersebut berfungsi dengan cara yang berbeda. Agar tahu mana obat yang cocok dengan Anda, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Jika Anda juga memiliki tekanan darah tinggi  atau hipertensi, kemungkinan besar dokter juga akan memberi Anda resep obat untuk menurunkannya. Beberapa obat penurun kadar kolesterol dalam darah yang sering diresepkan oleh dokter antara lain statin, aspirin, dan niacin.

Menurunkan Kolesterol dengan Statin

Statin berguna untuk menurunkan kadar kolesterol dengan cara memblokir enzim dalam hati yang bertugas memproduksi kolesterol. Jika diresepkan oleh dokter, biasanya pasien tersebut akan mengonsumsi statin untuk seumur hidup. Sebab jika statin tidak diberikan, maka kadar kolesterol orang tersebut bisa kembali naik dan bisa meningkatkan risiko penyakit lain yang terkait seperti serangan jantung.

Beberapa jenis statin antara lain adalah simvastatin, atorvastatin (Lipitor), dan rosuvastatin (Crestor). Namun ada sebagian orang yang intoleran terhadap statin dan mengalami efek samping saat mengonsumsinya. Efek samping yang biasa muncul berupa masalah pada perut dan nyeri otot.

Menurunkan Kolesterol dengan Aspirin

Dalam beberapa kasus, aspirin dengan dosis harian yang rendah mungkin akan diresepkan oleh dokter Anda. Namun pemberiannya tergantung pada umur Anda dan faktor lainnya. Biasanya mereka yang masih berusia di bawah 16 tahun tidak diperbolehkan untuk mengonsumsinya. Dosis rendah aspirin juga bisa mencegah terbentuknya gumpalan darah.

Menurunkan Trigiserida dengan Niacin

Niacin biasanya diberikan pada mereka yang memiliki kadar trigiserida tinggi. Niacin adalah vitamin B yang ditemukan pada makanan maupun suplemen multivitamin. Dalam dosis tinggi yang diberikan lewat resep, niacin mampu menurunkan trigliserida dan meningkatkan kadar kolesterol baik atau HDL.

Namun penggunaan dosis tinggi juga bisa memunculkan efek samping berupa kulit menjadi kemerahan. Efek samping ini juga bisa dikurangi dengan menghindari konsumsi makanan pedas.

Niacin biasanya tidak akan diberikan pada mereka yang sedang mengalami sakit perut, sakit maag, gangguan pencernaan, atau mereka yang berisiko mengalami kondisi-kondisi tersebut. Pengguna niacin biasanya akan disarankan melakukan tes darah secara berkala untuk memastikan organ hati mereka berfungsi dengan baik.

Selain statin, aspirin, dan niacin, ada juga obat lainnya yang bisa menurunkan kadar kolesterol dalam darah, salah satunya adalah ezetimibe. Ezetimibe mampu memblokir penyerapan kolesterol dalam makanan di dalam usus untuk masuk ke dalam darah. Ezetimibe biasanya tidak seefektif statin, namun efek samping yang ditimbulkannya pun lebih kecil.

Penderita dapat mengonsumsi ezetimibe dan statin secara bersamaan jika kadar kolesterol tinggi mereka tidak cukup bisa diturunkan hanya dengan statin. Efek samping yang timbul dari kombinasi ini umumnya sama dengan yang muncul pada penggunaan statin saja, yaitu masalah pada perut atau nyeri pada otot.

Jika kombinasi kedua obat tersebut tidak bisa diterapkan oleh penderita karena beberapa alasan, maka mereka dapat mengonsumsi ezetimibe saja. Alasan-alasan tersebut bisa berupa masalah kesehatan lain yang mungkin mereka miliki atau bisa juga karena mereka sedang menggunakan obat-obatan lain yang dikhawatirkan bisa menghalangi kinerja statin. Bagi mereka yang tidak tahan dengan efek samping dari statin juga bisa menggunakan ezetimbe saja karena obat ini jarang menyebabkan efek samping.

Menurunkan Kolesterol dengan Bekam

Selain solusi seperti yang telah dipaparkan di atas, ada solusi lain yang sangat efesien dan manjur untuk mengurangi atau menormalkan kadar kolesterol berlebih di dalam tubuh. Yakni, melakukan Bekam/Hijamah secara rutin. Dengan melakukan bekam (pengobatan ala Nabi) ini insyaAllah kadar kolesterol yang tinggi akan turun atau diambang normal sebagaimana penjelasan beberapa pakar Bekam dibanyak literatur.

www.alodokter.com/


Kamis, 09 Juli 2015

DIAGNOSIS KOLETEROL TINGGI

Kadar kolesterol pada darah dapat diukur dengan tes darah sederhana. Sampel darah tersebut nantinya akan dipakai untuk menentukan jumlah kolesterol jahat (LDL), kolesterol baik (HDL), serta tingkat trigliserida dalam darah.

Sebelum dilakukan tes, biasanya pasien akan diminta untuk tidak makan selama sepuluh hingga dua belas jam. Tujuannya agar hasil tes tidak terpengaruh oleh makanan yang masih dicerna.

Setelah pemeriksaan selesai dan hasilnya didapat, maka dokter akan menjelaskan kepada pasien dan menyimpulkan apakah pasien tersebut memiliki risiko rendah, menengah, atau tinggi untuk terkena penyakit kardiovaskular seperti penyakit stroke atau jantung dalam kurun waktu 10 tahun.

Kesimpulan tersebut bukan hanya didasarkan pada hasil tes kolesterol, namun juga didapat dengan memperhitungkan hal-hal berikut ini:

  • Jenis kelamin, riwayat keluarga, etnis, dan umur
  • Faktor-faktor risiko yang dapat diobati, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit lainnya.
  • Indeks massa tubuh pasien yang ukurannya didapat dari perbandingan berat badan pasien dengan tinggi badannya.


Kadar kolesterol ideal bagi orang dewasa yang sehat dan bagi orang dewasa yang berisiko tinggi terkena penyakit kardiovaskular akan dijelaskan di bawah ini.

Untuk mengukur kadar kolesterol total, kolesterol darah diukur dengan satuan yang disebut milimol per liter darah, atau biasa disingkat dengan mmol/L. Bagi orang dewasa yang sehat, tingkat kolesterol yang disarankan adalah 5 mmol/L atau kurang. Sedangkan bagi mereka yang berisiko tinggi, disarankan 4mmol/L atau kurang.

Kadar kolesterol jahat (LDL) yang ideal adalah 3mmol/L atau kurang untuk orang-orang dewasa yang sehat dan 2mmol/L atau kurang untuk mereka yang berisiko tinggi. Kadar ideal kolesterol baik adalah di atas 1mmol/L. Jika di bawah itu, maka risiko terkenak penyakit jantung akan tinggi.

Selain memeriksa kadar kolesterol, kadar trigliserida juga akan diperiksa. Trigliserida merupakan lemak dalam tubuh yang digunakan sebagai energi. Lemak ini bersumber dari makanan berlemak yang dimakan. Trigliserida yang tidak terpakai akan disimpan tubuh di dalam jaringan lemak. Kelebihan trigliserida dapat menyebabkan penyakit jantung. Kadar trigliserida yang dianjurkan adalah sama dengan atau di bawah 1.7mmol/l.

Mereka yang sebaiknya menjalani pemeriksaan kolesterol

Seseorang disarankan menjalani pemeriksaan kadar kolesterol darah, jika seseorang tersebut:

  • Berusia di atas empat puluh tahun
  • Memiliki diabetes atau tekanan darah tinggi
  •  Kelebihan berat badan atau obesitas
  • Terdiagnosis mengidap stroke kecil, penyakit arteri perifer, dan jantung koroner
  • Memiliki penyakit lain seperti penyakit ginjal, radang pankreas atau pankreatitis, dan kelenjar tiroid yang kurang aktif. Penyakit-penyakit tersebut dapat meningkatkan kadar trigliserida dan kolesterol
  • Memiliki keluarga dekat yang memiliki kondisi terkait kolesterol, seperti familial hypercholesterolaemia.
  • Memiliki riwayat keluarga berpenyakit kardiovaskular dini (misalnya ayah atau saudara laki-laki yang terkena stroke, penyakit jantung, atau serangan jantung di bawah usia 55 tahun dan ibu atau saudara perempuan yang terkena penyakit tersebut di bawah usia 65 tahun).
  
Sumber : www.alodokter.com/

Senin, 06 Juli 2015

BEBERAPA FAKTOR YANG MENYEBABKAN KOLESTEROL BERLEBIH ATAU TINGGI

Banyak faktor yang dapat menyebabkan kolesterol tinggi, diantaranya adalah gaya hidup dan pola makan, kondisi-kondisi yang mendasari, genetika, serta faktor-faktor tetap seperti umur, riwayat keluarga, serta kelompok etnis.

Berikut ini adalah hal-hal yang dikategorikan sebagai gaya hidup yang tidak sehat sehingga dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat pada darah.

  • Terutama bagi Anda yang merokok, pada rokok ditemukan sebuah zat kimia yang disebut akrolein. Zat ini dapat menghentikan aktivitas HDL atau kolesterol baik untuk mengangkut timbunan lemak dari tubuh menuju hati untuk dibuang. Akibatnya bisa terjadi penyempitan arteri atau aterosklerosis.
  • Kebiasaan  mengonsumsi makanan yang tidak sehat. Hal yang paling berpengaruh terhadap kadar kolesterol dalam darah adalah tingginya kadar lemak jenuh dalam makanan tersebut.
  • Kebiasaan terlalu banyak mengonsumsi minuman keras.
  • Keengganan untuk berolahraga atau kurang melakukan aktivitas fisik.

Jika seseorang mengalami obesitas, maka dia memiliki kadar kolesterol jahat dan kadar trigliserida yang lebih tinggi dari kadar kolesterol baik. Berikut adalah contoh-contoh makanan yang tinggi kadar lemak jenuhnya:
·        santan
·        jeroan
·        otak sapi
·        daging kambing
·        daging bebek dengan kulitnya
·        kulit ayam
·        kerang
·        udang
·        cumi
·        telur burung puyuh

Trigliserida adalah jenis lain dari zat lemak yang terdapat dalam darah. Ada beberapa penyebab naiknya kadar trigliserida dalam tubuh seseorang, antara lain karena faktor genetik, kegemukan, terlalu banyak meminum minuman keras, dan terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengandung gula atau lemak tinggi.

Selain faktor gaya hidup, kondisi-kondisi mendasar lainnya yang bisa mengakibatkan naiknya kadar kolesterol, di antaranya adalah tekanan darah tinggi dan diabetes, kelenjar tiroid yang kurang aktif, penyakit hati, dan penyakit ginjal. Mengobati kondisi-kondisi mendasar tersebut dapat membantu menurunkan kadar kolesterol.

Faktor-faktor tetap

Ada sejumlah faktor yang berkaitan dengan kolesterol tinggi yang tidak dapat diubah dan biasanya dokter menyebutnya sebagai faktor tetap. Faktor-faktor tetap tersebut meliputi:

  • Berketurunan Bangladesh, India, Sri lanka, atau Pakistan berarti lebih berisiko mendapatkan kolesterol tinggi.
  • Makin tua umur kita, makin tinggi kemungkinan untuk terjadinya penyempitan arteri atau aterosklerosis.
  • Riwayat keluarga berpenyakit jantung dini atau stroke. Anda lebih rentan terkena kolesterol tinggi jika keluarga laki-laki Anda (ayah atau saudara kandung) terkena stroke atau penyakit jantung koroner di bawah usia 55 tahun. Anda juga rentan memiliki kolesterol tinggi jika keluarga perempuan Anda (ibu atau saudara kandung) terkena stroke atau darah tinggi di bawah usia 65 tahun.
  • Riwayat keluarga dengan kondisi terkait kolesterol seperti penyakit familial hypercholesterolaemia yang dialami keluarga dekat kita (orang tua, kakak, atau adik).


Kolesterol tinggi yang disebabkan faktor genetika di dalam keluarga disebut dengan familial hypercholesterolaemia. Satu dari lima ratus orang mewarisi kondisi ini dari orang tua mereka. Seseorang yang memiliki kondisi ini, biasanya tidak bisa menghilangkan kolesterol yang terdapat dalam darahnya dengan sempurna. Dan bagi mereka yang hidup dengan kadar kolesterol tinggi, berarti berisiko untuk mendapatkan gangguan jantung dini.


Jika Anda memiliki satu atau beberapa faktor risiko tetap seperti yang tertera di atas, sebaiknya cermati gaya hidup Anda dan semua kondisi mendasar yang mungkin Anda miliki.

Sumber : www.alodokter.com/

Rabu, 01 Juli 2015

APA YANG DIMAKSUD DENGAN KOLESTEROL?

Kolesterol adalah zat yang fungsinya sangat penting bagi tubuh. Sebenarnya zat ini merupakan zat lemak yang dikenal sebagai lipid.  Produsen utama zat ini adalah hati, namun lipid juga bisa berasal dari makanan. Kadar lipid yang terlalu tinggi, disebut dengan hiperlipidemia, dapat memengaruhi kondisi kesehatan. Meski kolesterol tinggi tidak menyebabkan gejala apa pun, tapi tetap bisa membahayakan kesehatan.

Protein mengandung dan membawa masuk kolesterol ke dalam darah. Kombinasi dua zat ini disebut lipoprotein. Liporotein dibagi menjadi dua, yaitu lipoprotein pelindung atau kolesterol baik (HDL) dan lipoprotein berbahaya atau kolesterol jahat (LDL).

HDL atau lipoprotein dengan kepadatan tinggi disebut kolesterol baik karena HDL mengangkut kolesterol dari sel-sel dan kembali ke hati. Di dalam hati, kolesterol akan dihancurkan atau dikeluarkan oleh tubuh melalui kotoran.

Sedangkan LDL atau lipoprotein dengan kepadatan rendah adalah kebalikan dari HDL. LDL mengangkut kolesterol dari hati ke sel-sel yang membutuhkannya. Jika jumlah kolesterol tersebut melebihi yang dibutuhkan, maka kolesterol itu akan mengendap pada dinding-dinding arteri dan menyebabkan penyakit. LDL dikenal sebagai kolesterol jahat.

Kadar kolesterol dalam darah yang disarankan bisa bervariasi, tergantung apakah orang tersebut memiliki risiko lebih tinggi atau lebih rendah untuk terkena penyakit arteri. Jumlah kolesterol dalam darah bisa diukur dengan melakukan tes darah.

Menurut data WHO, sekitar 35% penduduk Indonesia mempunyai kolesterol yang lebih tinggi dari normal.

Dampak dan penyebab kolesterol yang tinggi

Kolesterol dapat mengendap pada dinding arteri, maka aliran darah di jantung, otak, dan bagian tubuh lainnya bisa terhambat. Jadi kolesterol tinggi meningkatkan risiko seseorang terkena penyempitan arteri atau aterosklerosis, penggumpalan darah di bagian-bagian tubuh tertentu, stroke, baik kecil dan besar, dan serangan jantung.

Kadar kolesterol yang tinggi juga dapat menyebabkan rasa sakit di dada bagian depan atau pada lengan (angina) ketika seseorang tersebut stres atau melakukan kegiatan fisik. Selain itu kolesterol tinggi juga meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit jantung koroner.

Jika tidak mengubah pola makan dan tidak berhenti merokok, penderita kolesterol tinggi akan lebih berisiko terkena stroke atau penyakit jantung. Pada rokok ditemukan sebuah zat kimia yang disebut akrolein. Zat ini dapat menghentikan aktivitas kolesterol baik atau HDL untuk mengangkut timbunan lemak menuju hati. Akibatnya bisa terjadi penyempitan arteri atau aterosklerosis.

Selain itu, risiko penderita juga meningkat jika dia menderita hipertensi, diabetes, atau memiliki keluarga yang menderita penyakit jantung atau stroke.

Kolesterol tinggi juga bisa disebabkan oleh suatu kondisi yang berasal dari keturunan yang disebut sebagai familial hypercholesterolaemia (FH). Kadar kolesterol penderita kondisi ini tinggi meski telah mengonsumsi makanan sehat.

Sebaiknya lakukan pemeriksaan kadar kolesterol

Seseorang disarankan melakukan pemeriksaan kadar kolesterol dalam darah jika dia kelebihan berat badan, mempunyai tekanan darah tinggi, berpenyakit diabetes, atau memiliki penyakit lainnya yang dapat meningkatkan kadar kolesterol.

Diagnosis kadar kolesterol juga dianjurkan jika seseorang memiliki keluarga dekat yang menderita penyakit akibat kolesterol, atau keluarga dekat yang memiliki riwayat penyakit kardiovaskular pada usia dini.

Bagi mereka yang pernah terdiagnosis memiliki penyakit jantung koroner, stroke kecil, atau penyakit arteri perifer juga akan disarankan melakukan pemeriksaan ini.

Cara mencegah atau menurunkan kadar kolesterol

Mengonsumsi makanan sehat bergizi seimbang adalah langkah utama yang bisa dilakukan dalam mencegah atau menurunkan kolesterol. Kandungan lemak dalam makanan harus rendah. Cobalah ganti konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh dengan buah-buahan dan sayur-sayuran, serta biji-bijian utuh (sereal gandum). Dengan begitu, kadar kolesterol dalam tubuh akan tetap rendah.

Gaya hidup sehat juga bisa memberikan perubahan besar. Contohnya adalah dengan tidak merokok atau segera mulai melakukan olah raga secara rutin.

Jika saran-saran di atas tetap tidak mampu menurunkan kadar kolesterol Anda dan risiko penyakit jantung tetap mengintai, sebaiknya periksakan diri ke dokter. Dokter biasanya akan melakukan pengobatan dengan memberi Anda resep obat penurun kolesterol seperti statin.

Kalua secara tradisional penyembuhan atau untuk menurunkan kadar kolesterol berlebih bisa mengonsumsi herbal yang memang mempunyai fungsi sebagai penyetabil kolesterol salah satunya daun sirsak, kulit manggis, daun pegagan dll.

Sumber : www.alodokter.com/